MAJLIS DZIKIR DAN KIRIM DO'A
DI GONDANG WARUK
SUGIO - LAMONGAN
PEMBACAAN MANAQIB & MAULIDIR RASUL SAW
DI DUSUN GONDANG WARUK
KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN
2017
Membaca manaqib Syaikh Abdul Qadir
Jilani itu sangat baik. Karena akan menambah kecintaan kita kepada
beliau, yang notebenenya adalah salah seorang wali Allah, bahkan beliau
disemati gelar sebagai sulthan al-awliya` atau pemimpin para wali.
اِعْلَمْ
يَنْبَغِي لِكُلِّ مُسْلِمٍ طَالِبِ الْفَضْلِ وَالْخَيْرَاتِ أَنْ
يَلْتَمِسَ الْبَرَكَاتِ وَالنَّفَحَاتِ وَاسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ
وَنُزُوْلِ الرَّحْمَاتِ فِيْ حَضَرَاتِ اْلأَوْلِيَآءِ فِيْ مَجَالِسِهِمْ
وَجَمْعِهِمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا وَعِنْدَ قُبُوْرِهِمْ وَحَالَ
ذِكْرِهِمْ وَعِنْدَ كَثْرَةِ الْجُمُوْعِ فِيْ زِيَارَاتِهِمْ وَعِنْدَ
مُذَاكَرَاتِ فَضْلِهِمْ وَنَشْرِ مَنَاقِبِهِمْ
“Ketahuilah! Seyogyanya bagi setiap muslim yang mencari keutamaan dan
kebaikan, agar ia mencari berkah dan anugrah, terkabulnya doa dan
turunnya rahmat di depan para wali, di majelis-majelis dan kumpulan
mereka, baik yang masih hidup ataupun sudah mati, di kuburan mereka,
ketika mengingat mereka, dan ketika banyak orang berkumpul dalam
berziarah kepada mereka, serta ketika mengingat keutamaan mereka, dan
pembacaan riwayat hidup mereka”. (Alawi al-Haddad, Mishbah al-Anam wa Jala` azh-Zhulam, Istanbul-Maktabah al-Haqiqah, 1992 M, h. 90)
Sedangkan mengenai suguhan makanan baik sebelum atau setelah
manaqiban pada dasarnya merupakan penghormatan kepada para tamu yang
diundang. Dengan kata lain, penyuguhan itu dalam rangka memuliakan tamu,
sedangkan kita dianjurkan memulianan tamu. Karena memuliakanntamu
termasuk salah satu tanda dari kesempurnaan atau benarnya keimanan kita.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw; “Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yang sempurna) maka hendaknya
ia memuliakan tamunya” (H.R. Bukhari-Muslim).
رَغَّبَ
الإْسْلاَمُ فِي كَرَامَةِ الضَّيْفِ وَعَدَّهَا مِنْ أَمَارَاتِ صِدْقِ
الإْيمَانِ ، فَقَدْ وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَال : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآْخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memuliakan tamu, dan
mengkategorikan pemulian kepada tamu sebagai salah satu tanda benarnya
keimanan. Sungguh, Nabi saw telah bersabda; ‘Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yang sempurna) maka hendaknya
ia memuliakan tamunya” (Lihat, Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`un
al-Islamiyyah-Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Mesir-Mathabi` Dar ash-Shafwah, cet ke-1, juz, 24, h. 218)
0 Komentar